Pemuda Calon Penerus Bangsa


       Pemuda merupakan sosok penting penggagas masa depan suatu bangsa. Keadaan bangsa di masa depan dapat diketahui dengan memandang keadaan pemuda saat ini. Kata Bung Karno “berikan aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kata bang haji Rhoma “Darah muda darahnya para remaja”. Ada sebuah kata mutiara “gunakan masa mudamu sebelum masa tuamu”. Banyak sekali orang-orang hebat yang menyinggung pentingnya peran sosok pemuda.

    Dari sisi kesehatan, keadaan tubuh seorang pemuda merupakan keadaan yang sangat ideal. Keadaan seperti ini sangat bagus untuk melakukan suatu aktivitas. misalnya, dalam bidang pendidikan, pemuda mempunyai keadaan fisik yang masih segar bugar sehingga memudahkan untuk bergerak guna memperoleh ilmu pengetahuan, dengan kondisi fisik yang masih bagus pula pemuda lebih mudah untuk melakukan perintah agama. Coba bandingkan dengan orang yang sudah tua, dengan kondisi fisik serta beban keluarga, untuk menuntut ilmu lebih tinggi seakan-akan sebuah kendala yang berat. Begitu juga untuk melakukan ibadah, ketika pemuda dapat mengerjakan berbagai perintah agama dengan sempurna, maka orang tua akan kesulitan karena keadaan fisiknya yang sudah lemah.
          Pemuda juga merupakan kader bangsa. Kondisi bangsa Indonesia yang masih dilanda berbagai permasalahan dasar seperti korupsi dan kesejahteraan rakyat akan dapat diperbaiki di masa mendatang. Tentu saja dengan usaha yang sungguh-sungguh mendidik generasi penerus bangsa dengan pendidikan yang baik dan perilaku terpuji. Kita lihat kondisi pemuda Indonesia saat ini, sudahkah mereka siap meneruskan perjuangan para pendiri bangsa untuk menjadikan negara Indonesia sebagai tanah air yang adil dan makmur. Kita lihat fakta yang terjadi di lapangan, bahwasannya pengguna jejaring sosial internet kebanyakan adalah para pemuda. Dapat kita ketahui bahwa jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan lainnya sangatlah digemari oleh kalangan anak muda. Seakan akan tiada hari yang berlalu tanpa mengakses jejaring sosial tersebut. Meskipun kita tahu bahwa jejaring sosial juga memiliki efek positif seperti menjalin silaturahim dengan teman yang jauh serta berbagi informasi. Tapi coba bandingkan dengan sisi negatifnya seperti hilangnya waktu untuk mengerjakan tugas dan belajar, karena kita ketahui biasanya anak muda betah duduk berjam-jam di depan komputer hanya untuk chatting dengan temannya. Kemudian juga dapat mengekspose hal-hal pribadi ke kalangan umum yang semestinya tidak pantas untuk ditampilkan. Jejaring sosial juga membuat orang-orang yang dekat terasa jauh. Hal ini dikarenakan seseorang lebih suka berkomunikasi via facebook atau twitter daripada harus ketemu langsung dengan orangnya.
         Banyaknya pemuda Indonesia yang gemar bermain jejaring sosial harus mendapat perhatian karena masa muda yang seharusnya diisi dengan belajar dan beribadah banyak dihabiskan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Semestinya mereka harus dapat memprioritaskan aktivitas mana yang terpenting dan harus dikerjakan terlebih dahulu. Menggunakan jejaring sosial harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan agar tidak banyak waktu yang hilang untuk kegiatan tersebut.
        Di sisi lain, para pemuda sekarang terlihat lemah jika dibandingkan para pemuda terdahulu. Anggapan seperti itu muncul disebabkan telah tersedianya berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan pemuda sekarang. Mulai dari alat rumah tangga sampai kecanggihan teknologi informasi dapat kita rasakan sekarang ini. Dengan keadaan yang seperti ini, maka akan membuat orang cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan simple saja. Kemudahan dan kecanggihan dalam berbagai hal membuat seseorang enggan melakukan hal yang dianggap berat. Jika pemuda dulu dapat belajar meskipun harus jalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh, di waktu lain mereka juga masih membantu orang tuanya mengurus pertanian di sawah. Pemuda saat ini, untuk pergi menuntut ilmu sangat bergantung dengan kendaraan dan juga fasilitas-fasilitas yang lain. Ketika ada salah satu fasilitas yang tidak terpenuhi, mereka seakan-akan tidak bisa melakukan hal tersebut. Bayangkan ketika motor yang biasa dipakai untuk pergi ke kampus kemudian tidak bisa digunakan, ketika listrik di kampus padam, seakan akan proses belajar-mengajar tidak bisa dilakukan. Padahal jika kita pahami, tidak ada hubungannya antara tidak ada kendaraan dan listrik padam dengan proses belajar-mengajar. Ketergantungan pemuda saat ini terhadap segala sesuatu sangatlah tinggi. Sehingga kehidupan mereka telah terenggut oleh ketergantungan tersebut. Karena suatu kebahagiaan merupakan fungsi dari ketergantungan. Ketika ketergantungan orang terhadap sesuatu cukup tinggi maka kebahagiaan orang tersebut rendah, jika ketergantungan terhadap sesuatu relative rendah maka kebagiaan hidup orang tersebut tinggi. Sehingga pemuda saat ini dituntut untuk bersikap fleksibel yaitu tidak bergantung hanya pada satu hal tetapi dapat memanfaatkan hal yang lain untuk mendukung proses kehidupan mereka.
      Para pemuda Indonesia saat ini juga masih belum dapat memaknai arti hidup yang sesungguhnya. Hal itu terlihat dari banyaknya pelajar maupun mahasiswa yang hanya mengikuti arus saja yaitu kuliah, lulus, dan kerja. Saat masih kecil, ketika guru menanyakan cita-cita kepada anak-anak, pasti mereka dengan jelas menjawab cita-citanya menjadi dokter, pilot, polisi, guru dan lain-lain. Seakan-akan mereka mempunyai visi yang jelas dalam hidupnya. Dengan semakin tingginya pengetahuan yang diperoleh seseorang maka visi hidup yang mereka ucapkan saat masih kecil akan berubah lagi. Jika kita menanyakan cita-cita kepada anak SMA maupun mahasiswa, maka banyak yang kesulitan untuk menjawabnya atau jawaban yang sering muncul yaitu menjadi orang yang berguna bagi nusa bangsa dan keluarga. Jawaban seperti itu merupakan jawaban yang masih mengambang dan tidak memiliki arah yang pasti. Hal yang demikian itu dapat terjadi karena pemuda saat ini belum memiliki lifeplan yang jelas.
     Adanya lifeplan akan memperjelas tujuan-tujuan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang akan mereka capai. Misalnya satu tahun, atau dua tahun kedepan bahkan hingga sepuluh tahun kedepan. Dengan begitu visi seseorang akan tergambar dengan jelas sehingga strategi yang digunakan untuk mencapai visi tersebut dapat direncanakan dengan baik, berbeda dengan orang yang tidak mempunyai tujuan hidup yang spesifik. Menentukan tujuannya saja masih belum jelas apalagi menentukan strategi yang digunakan untuk menggapai tujuannya. Seperti kita ketahui, banyak pemuda yang belum mempunyai tujuan hidup jangka panjang yang spesifik. Tidak adanya tujuan yang jelas menjadikan kaum muda-mudi Indonesia mengisi kehidupan sehari-hari dengan hal yang kurang bermanfaat. Banyak pelajar ataupun mahasiswa yang banyak bermain dan melakukan aktivitas yang tidak bermanfaat. Seharusnya mereka bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan Allah kepada mereka. Karena banyak sekali nikmat yang telah mereka terima, tetapi mereka kurang pandai bersyukur. Coba kita lihat berapa banyak anak yang tidak dapat sekolah, mereka habiskan waktunya untuk mencari recehan di perempatan jalan. Bukannya mereka tidak mau sekolah, tetapi nasib memang berkata demikian. Mereka harus mengumpulkan recehan untuk mengganjal perut yang meronta-ronta untuk dijejali makanan. Mereka harus rela membuang jauh-jauh indahnya menuntut ilmu bersama teman-teman serta nikmatnya bermain dan bercengkrama.
       Keberadaan kita yang sekarang ini merupakan anugerah terbesar yang Allah berikan kepada kita. Hal pertama yang harus dilakukan pemuda saat ini adalah bersyukur dan mengisi kegiatan sehari-hari dengan hal yang bermanfaat untuk dapat mencapai tujuan hidup serta memperbaiki tanah air Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Bangunlah pemuda pemudi Indonesia, masa depan bangsa ada di tangan anda.

Komentar