New Normal

Akhir-akhir ini kata majemuk tersebut menjadi trending topic di seluruh jagad, baik jagad raya maupun jagad maya. Saking terkenalnya, di indonesia sendiri kata tersebut sudah punya julukan lain seperti: adaptasi kebiasaan baru, masa transisi, dan pakulinan enggal.

Kata new normal membuntuti kata PSBB yang telah lebih dulu menjadi trending topic di Indonesia. Istilah-istilah itu muncul ke permukaan ikut andil dalam campaign menghadapi ancaman virus corona yang tak kunjung usai. Saat ini kita dituntut untuk berdamai saja dengan corona, ga perlu nekat melawannya. Masalahnya apakah corona mau berdamai dengan kita?

Di era new normal ini, sebagian aktivitas harian kita mengalami perubahan. Penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan menjadi kebiasaan baru yang menemani keseharian kita. Mungkin kita akan merasa berat, ribet, dan susah. Semua itu memang kondisi yang wajar ketika kita memulai sesuatu yang baru. Karena perasaan nyaman terhadap kebiasaan lama kita, tiba-tiba terusik oleh pendatang baru.

Untuk bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru terkadang diperlukan ekstra effort dan tidak segampang menjentikkan jari. Seseorang yang terbiasa bangun jam 6 pagi akan merasa berat jika harus bangun jam 4 tiap pagi, yang tidak hobi baca buku akan merasa susah jika harus baca buku tiap hari, yang tidak biasa olahraga akan merasa malas untuk melakukan olahraga secara rutin. Namun jika kita memaksakan diri dan komitmen untuk melakukan itu secara kontinyu, lambat laun rasa susah dan berat pasti akan berganti jadi mudah dan ringan. Bahkan kebiasaan baru tersebut akan dapat mengubah budaya dan karakter diri kita. Biasanya rumus untuk melakukan perubahan yaitu dari dipaksa oleh keadaan, kita terpaksa untuk melakukannya, hingga kita bisa mengerjakannya, dan mulai terbiasa dengan hal itu, akhirnya menjadi budaya kita.

Sebenarnya perubahan bukanlah sesuatu yang istimewa, melainkan sebuah keniscayaan. Segala sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Fisik yang kuat di waktu muda, akan melemah ketika tua, daun-daunan yang hijau akan menguning, malam akan berganti menjadi siang, cita-cita dokter saat SD akan berubah menjadi orang yang berguna di waktu SMA. Semua akan berubah pada waktunya secara cepat maupun lambat, tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Seorang cewek harus berhati-hati jika ada cowok bilang kepadanya “cintaku padamu tetap sama seperti yang dulu, tak pernah luntur oleh waktu”. Itu adalah kebohongan yang nyata, jangan sampai terperdaya.

Terlebih lagi ketika perubahan itu dikaitkan dengan hati atau perasaan seseorang. Karena sesungguhnya hati adalah sesuatu yang sangat mudah berubah. Lihat saja waktu kita nonton sebuah film, dalam 2 jam tayangan berlangsung, akan timbul berbagai macam suasana hati. Ada rasa sedih, senang, marah, takut, dan benci yang campur aduk menjadi satu. Begitupun dalam layar lebar kehidupan nyata seseorang, beberapa jam lalu mungkin dia merasa sedih ketika mendengar boss menyuruhnya untuk kerja lembur hari ini, lalu perasaan itu akan berubah menjadi marah saat berangkat kantor, kendaraannya kesenggol kendaraan orang lain, dan perasaan itu berubah lagi menjadi gembira saat di kantor ternyata ada dana yang masuk ke rekeningnya.

Karena itu, dalam bahasa arab hati disebut juga Qolbu yang berarti merubah, membalikkan. Karena mudah sekali mengalami perubahan, secepat anak panah yang meninggalkan busurnya. Sehingga seorang muslim dianjurkan memperbanyak membaca doa “ya muqollibal qulub, tsabbit qolbiy ‘ala diinik” (wahai dzat yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamamu).

Perubahan adalah suatu hukum alam yang tak bisa kita hindari. Ia akan bergerak maju menerobos dinding-dinding penghalang di depannya. Tak usah kita risau terhadap suatu perubahan karena semua tak ada yang abadi kecuali hanya satu, yaitu Allah sang pencipta perubahan itu sendiri.

Begitupun kesulitan-kesulitan atau masalah hidup yang sedang kita hadapi saat ini. Semua pasti akan berubah menjadi kemudahan seperti hukum alam. Allah telah berjanji bahwa sesungguhnya bersama kesusahan pasti ada kemudahan. Kita harus selalu ingat bahwa kegelapan malam pasti akan berlalu dengan munculnya secercah sinar mentari di pagi hari. 

New normal yo Newantai wae…..


Komentar