Pentingnya Sebuah Niat


         Dalam sebuah ibadah, niat merupakan hal yang terpenting untuk memenuhi syarat sahnya ibadah tersebut. Setiap perbuatan pasti akan diawali dengan sebuah niat dan hasil yang  diperolehpun akan sesuai dengan apa yang diniatkan. Misalnya, melakukan sedekah dengan niatan agar dipuji oleh orang lain, maka yang akan mereka dapatkan hanyalah pujian sedangkan mereka tidak memperoleh pahala dari apa yang disedekahkan tersebut. Hal ini sesuai dengan sabda rasulullah saw.
إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوامْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلى مَا هَاجَرَ إلَيْهِْ
"Sesungguhnya setiap amalan hanyalah tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang dia niatkan, maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak dia raih atau karena wanita yang hendak dia nikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia hijrah kepadanya”.
(HR. Bukhary-Muslim dari ‘Umar bin Khoththob radhiallahu ‘anhu).
Hadits tersebut cukup masyhur di kalangan para ulama, banyak kitab-kitab hadits yang pada permulaan halamannya berisi hadits tentang niat ini. Seperti dalam kitab Al-Arba’in An-Nawawiyah dan Riyadhush Sholihin.
         Niat merupakan syarat bagi seluruh amalan, baik dan rusaknya amalan tergantung dari niatnya. semua amalan yang bukan ibadah terkadang bisa mendapatkan pahala bila orang yang mengamalkannya meniatkan dengannya ibadah. Misalnya, sesorang makan dengan niat agar badan sehat sehingga dapat menjalankan perintah-perintah Allah. Begitu pula sebaliknya Sesungguhnya setiap amalan yang zhohirnya adalah ibadah akan tetapi bila dilakukan dengan niat yang salah maka amalannya tidak akan mendapatkan pahala sama sekali. Kita tahu bahwa membaca alquran merupakan suatu ibadah, akan tetapi ketika membaca alquran tersebut diniatkan agar mendapat pujian, dan sanjungan. Maka tidak ada pahala yang diperoleh dari membaca alquran tersebut. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda :
كم من عمل يتصور بصورة عمل الدنيا، ثم يصير بحسن النية من أعمال الآخرة، وكم من عمل يتصور بصورة عمل الآخرثم يصير من أعمال الدنيا بسوء النيةة
‘Banyak sekali amal-amal yang wujudnya menyerupai amal dunia tetapi sebenarnya merupakan amal akhirat karena bagusnya niat. Dan tidak sedikit amal yang wujudnya seperti amal akhirat kemudian menjadi amal dunia dengan jeleknya niat."
Adapun niat yang baik dalam melakukan suatu amal ibadah belum cukup sebagai sebab diterimanya amalan tersebut oleh Allah SWT. Sebagaimana diketahui seberapa besar dan hebatnya suatu amalan tidak akan diterima oleh Allah SWT kecuali setelah terpenuhinya dua syarat:
Hendaknya amalan tersebut dikerjakan dengan niat semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT sebagaimana penjelasan hadits di atas.
Hendaknya amalan tersebut dikerjakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh rasulullah saw.
          Maka sebaiknya penuntut ilmu itu berniat menuntut ilmu semata-mata untuk mencari keridlaan Allah Ta'ala, untuk memperoleh pahala di akhirat, menghilangkan kebodohan pada dirinya, untuk menghidupkan agama dan menegakkan agama Islam. Sebab kekalnya Islam itu dengan ilmu, dan ilmu sebagai ruh Islam. Wallahu a’lam….

Komentar